Gempa yang terjadi di Lombok pada Minggu (5/8/2018) berkekuatan M 7. Dua pekan setelanya, Lombok kembali diguncang dengan kekuatan yang sama. Gempa kedua ini terjadi pada pukul 21.56 WIB berkoorinat di 8,28 LS dan 116,71 BT dengan kedalaman 10 kilometer. Pada waktu yang bersamaan juga terjadi gempa pada koordinat 8,44 LS dan 116,68 BT dengan kedalaman 18 kilometer.
“Gempa kedua yang terjadi di Lombok bukanlah gempa susulan dari gempa yang sebelumnya. Namun gempa ini adalah gempa baru.” Ujar Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami dari Badan M eteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Daryono menambahkan bahwa gempa yang terjadi disebabkan oleh Sesar Naik Flores atau Flores Back Arc Thrust. Pergerakan Sesar inilah yang menyebabkan kerawanan gempa di wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Sesar tersebut memanjang dari wilayah selat Bali di Utara Lombok hingga ke Sumbawa, Nusa Tenggara Timur.
Aktivitas gempa ini pertama kali terjadi pada 14 Juli 1976, Sesar Naik terjadi di Bali dengan magnitude 6,6. Akibatnya terdapat 559 korban jiwa dan merusak 67.419 rumah. Sebelum gempa di Lombok terjadi, pada 12 Desember 1992 sesar mengguncang Flores yang mengakibatkan 2.500 korban jiwa. Aktivitas Sesar Naik ini memicu tsunami dengan ketinggian 36 meter
Rangkaian gempa ini bisa selesai pada satu waktu, namun tidak menutup kemungkinan akan berlanjut di lain waktu akibat adanya aktivitas Sesar Naik.
Sumber : https://sains.kompas.com/read/2018/08/20/202331223/mengenal-sesar-naik-flores-dan-amukannya-yang-picu-serial-gempa-lombok
0 Komentar