Sampah plastik menjadi permasalahan terbesar bagi keseimbangan ekosistem dunia. Data dari ScienceMag menunjukkan peningkatan pesat produksi sampah plastik global sejak 1950 hingga 2015. Tahun 1950 produksi sampah plastik dunia sebesar 2 juta ton, sementara pada 2015 menembus angka 381 juta ton. Jumlah yang fantastis dengan rata-rata peningkatan 5,8 juta ton per tahunnya. Sampai saat ini pengelolaan sampah plastik belum dapat terselesaikan, bahkan cenderung semakin memburuk. Sebagian besar sampah plastik terbuat dari polypropylene dan polystyrene, sehingga butuh waktu ratusan tahun agar bisa terurai.
Menyadari ancaman tersebut, mulai 1 Juli 2018 pemerintah Seattle melarang penggunaan sedotan dan peralatan makan yang terbuat dari plastik. Setiap pelanggaran akan dikenakan denda sebesar US$ 250. Meski demikian, baru beberapa restoran yang menerapkannya, mengingat pemilik restoran harus menemukan alternatif baru untuk mengganti pemakaian sedotan dan peralatan makan plastik.
Bahkan salah satu perusahaan kopi terbesar di dunia, Starbucks, memutuskan untuk tidak memakai sedotan plastik di 8.000 gerainya pada 2020. Dilansir dari Sputniknews, mereka akan membuat tutup gelas yang dirancang tanpa menggunakan sedotan atau hanya mendistribusikan sedotan yang terbuat dari bahan yang mudah terurai seperti kertas. Peluncuran menyeluruh untuk tutup terbaru akan dimulai pada 2019 di beberapa negara tertentu seperti Prancis, Belanda, dan Inggris.
Tak mau kalah dengan Starbucks, McDonald’s mulai meninggalkan penggunaan sedotan plastik sekali pakai. Di Inggris, restoran cepat saji ini menggunakan 1,8 juta sedotan setiap hari. “Rencana ambisius pemerintah, bersama-sama dengan kuatnya opini masyarakat, telah membantu peningkatan usaha meninggalkan plastik dan saya bangga kami mampu berperan,” kata Paul Pomroy, pimpinan McDonald’s Inggris dan Irlandia.
Indonesia merupakan negara kedua penghasil sampah plastik terbanyak di dunia. Menurut data yang diperoleh dari Jambeck 2015, sampah plastik di laut Indonesia mencapai 1,29 juta ton per tahun. Data dari LSM Divers Clean Action (DCA) memperkirakan pemakaian sedotan plastik masyarakat Indonesia mencapai 93.244.847 batang setiap harinya. Dalam waktu seminggu, jika sedotan tersebut disambungkan panjangnya mencapai 117.449 kilometer atau setara dengan tiga kali keliling bumi.
Wow, sungguh mencengangkan bukan?
Sumber :
www.bbc.com
www.cnn.com
www.msn.com
www.tempo.co
www.viva.co.id
0 Komentar